Lelang Budak di Afrika Terungkap, Pria Muda Dijual Rp 8 Juta
jpnn.com - Saat ini perbudakan secara universal dianggap sebagai praktik haram nan menjijikkan. Tak ada negara di muka bumi ini yang berani terang-terangan melegalkan perbudakan seperti di era kolonial.
Meski begitu, bukan berarti perbudakan klasik sudah benar-benar mati. Baru-baru ini terungkap bahwa jual beli manusia untuk dijadikan budak masih ada di Afrika.
Berdasar video yang dimiliki CNN, kantor berita itu melakukan penyelidikan mengenai penjualan manusia di Libya.
Dalam video tersebut terlihat seorang lelaki Nigeria yang sedang dilelang. Proses penjualannya tak beda jauh seperti melelang barang-barang.
Lelaki berusia 20 tahunan itu berdiri dengan didampingi sesorang yang bertindak sebagai “agen.” Kemudian, ada suara lelaki lain yang mengatakan beberapa angka.
Dimulai dari 900, angkanya naik setiap kelipatan 100, pria malang itu pun laku dengan harga 1.200 dinar Libya (sekitar Rp 10,8 juta).
Sebelum proses lelang dimulai, si agen menjelaskan kalau pria itu adalah lelaki besar yang kuat dan cocok untuk pekerjaan pertanian.
Berdasar video itu lah investigasi dimulai. Dan apa yang ada di video itu ternyata benar adanya. Berada di luar kota Tripoli, Libya, CNN menyaksikan belasan orang “laku” terjual dalam waktu enam sampai tujuh menit.
Praktik perbudakan ala zaman kolonial belum benar-benar mati
- Cacar Monyet Jadi Masalah Kesehatan Publik Utama di Afrika
- Afrika Minta Barat Kucurkan Rp 9,2 T untuk Penanganan Cacar Monyet
- China Janji Guyur Afrika dengan Hibah Militer Rp 2,1 T
- Menparekraf: HLF-MSP dan IAF ke-2 2024 Perkuat Citra Indonesia di Kawasan Afrika
- Tutup Forum Parlemen RI-Afrika, Puan: Lawan Kebijakan yang Hambat Kemajuan Negara Berkembang
- Membuka IAPF di Bali, Puan Singgung RI-Afrika Punya Sejarah Panjang Sejak KAA di Era Presiden Soekarno