Lelang Budak di Afrika Terungkap, Pria Muda Dijual Rp 8 Juta
Dijelaskan Mohammed Abdiker, direktur operasi dan keadaan darurat untuk Organisasi Internasional untuk Migrasi, situasinya mengerikan. ”Kami mendapatkan laporan mengenai pasar budak ini dan situasinya sangat buruk,” katanya.
Lelang terjadi di sebuah kota yang tampaknya normal di Libya. Kota itu penuh dengan orang-orang yang menjalani kehidupan biasa.
Anak-anak bermain di jalan, orang pergi kerja, ngobrol dengan teman, dan memasak makan malam untuk keluarga mereka. Tetapi, di kota itu penjualan manusia sedang terjadi.
Salah satu migran yang ditahan pemerintah Libya, Victory, mengaku dia sudah dijual di sebuah lelang budak. Victory sedianya berharap mendapatkan kehidupan baru setelah meninggalkan negara bagian Edo, Nigeria. Lelaki 21 tahun itu menghabiskan satu setengah tahun dan seluruh uangnya untuk mencapai Eropa.
Tetapi, impian tinggal impian. Dia menjadi budak dari satu tuan ke tuan lain. Dia tidak pernah mendapatkan uang bayaran penuh karena uang bayarannya disebut tuannya digunakan untuk membayar penyelundup yang membawanya ke Libya. (tia/CNN/JPC)
Praktik perbudakan ala zaman kolonial belum benar-benar mati
Redaktur & Reporter : Adil
- Cacar Monyet Jadi Masalah Kesehatan Publik Utama di Afrika
- Afrika Minta Barat Kucurkan Rp 9,2 T untuk Penanganan Cacar Monyet
- China Janji Guyur Afrika dengan Hibah Militer Rp 2,1 T
- Menparekraf: HLF-MSP dan IAF ke-2 2024 Perkuat Citra Indonesia di Kawasan Afrika
- Tutup Forum Parlemen RI-Afrika, Puan: Lawan Kebijakan yang Hambat Kemajuan Negara Berkembang
- Membuka IAPF di Bali, Puan Singgung RI-Afrika Punya Sejarah Panjang Sejak KAA di Era Presiden Soekarno