Lelang GKR Bikin Mafia Impor Gula Gigit Jari
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Indonesia Sugar Watch (ISW) Gatot Triyono memuji keputusan pemerintahan Joko Widodo mengatur tata niaga gula nasional dengan membentuk bursa lelang Gula Kristal Rafinasi (GKR).
"Keputusan yang dikuatkan dengan keputusan menteri Perdagangan ini merupakan kebijakan yang pro rakyat dalam cita-cita trisakti Nawacita," ujar Gatot dalam pernyataan persnya di Jakarta, Sabtu (17/6).
Sebelumnya, kata Gatot, gula rafinasi selalu menjadi momok yang menimbulkan dampak negatif terhadap petani dan pabrik gula putih nasional. Sebab, GKR yang diduga hasil selundupan dengan mudah beredar di pasaran.
Terkadang, GKR tiba-tiba sulit didapatkan oleh pengusahan makanan dan minuman sehingga produk menjadikan GKR sebagai bahan dasar menjadi mahal.
Dengan adanya tata niaga gula rafinasi melalui bursa lelang GKR, Gatot berharap ketersediaan produk ini di pasar tradisional bisa dikontrol. Meskipun kebijakan ini kemungkinan besar akan mendapat perlawanan dari mafia impor.
Sebab, pemain gula impor tidak bisa lagi menggelontorkan produk GKR ilegal mereka ke pasar, karena adanya sistem pengedalian dengan barcode sesuai SK Menteri Perdagangan yang mengatur tentang lelang GKR.
"Mafia impor GKR tentu saja akan gigit jari," pungkasnya. (fat/jpnn)
Koordinator Indonesia Sugar Watch (ISW) Gatot Triyono memuji keputusan pemerintahan Joko Widodo mengatur tata niaga gula nasional dengan membentuk
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Kebijakan Tom Lembong Impor Gula Sesuai Kepmenperindag 572, Tak Bisa Dipidana
- Dukungan Bebaskan Tom Lembong Terus Mengalir, Kejagung Dianggap Ugal-ugalan
- Soal Kasus Tom Lembong, Jaksa Agung: Kami Tidak Pernah Punya Maksud Politik
- Chandra Soroti Pemidanaan terhadap Kebijakan di Kasus Tom Lembong
- Eks Pimpinan KPK Angkat Bicara soal Tom Lembong Tersangka, Begini Kalimatnya
- Hardjuno Apresiasi Langkah Kejagung Lakukan Penyidikan Atas Dugaan Korupsi Impor Gula