Lestari: Dinamika Politik di Dalam & Luar Negeri Momentum Memperkuat Nilai Kebangsaan
Menghadapi kondisi itu, diperlukan penguatan di bidang politik dan nilai-nilai kebangsaan secara menyeluruh di setiap elemen bangsa untuk menghadapi arus perubahan yang sulit terbendung.
Sementara itu, Brigjen Pol. R Ahmad Nurwakhid mengungkapkan aksi-aksi terorisme tidak bisa terlepas dari paham radikalisme yang saat ini berkembang di dunia.
Kemenangan Taliban di Afghanistan menurut dia akan menjadi resonansi terhadap sejumlah gerakan yang mengedepankan paham radikalisme yang ada di Indonesia.
Diakui Ahmad, pola-pola pergerakan Taliban mirip dengan kelompok-kelompok teroris yang ada saat ini.
Berdasarkan survei BNPT bekerja sama dengan Alvara, ungkap Ahmad, indeks potensi radikalisme Indonesia pada 2020 tercatat 12,2 persen dari jumlah penduduk dan 85 persennya adalah kelompok milenial.
Ciri-ciri potensi radikalisme yang dipakai dalam survei tersebut, jelasnya, adalah pro paham khilafah, intoleran dan eksklusif, antibudaya/kearifan lokal keagamaan dan anti pemerintahan yang sah.
Menurut Ahmad, kesiapsiagaan nasional untuk memperkuat ideologi kebangsaan harus diwujudkan, karena akar masalah radikalisme ini adalah ideologi yang menyimpang.
"Bentengi 87,8 persen penduduk Indonesia yang belum terpapar radikalisme dengan vaksin ideologi kebangsaan yang kuat agar imun atau kebal terhadap serangan paham-paham transnasional," tegas Ahmad.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menekankan pentingnya memperkuat nilai kebangsaan.
- Siti Fauziah Sampaikan Bukti MPR Telah Jadikan UUD 1945 sebagai Konstitusi yang Hidup
- Wisuda ke-6 Matana University Siap Ciptakan Kampus Berinovasi
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- 5 Langkah Utama untuk Capai Emisi Net Zero di Sektor Tenaga Listrik
- ASABRI Gandeng FHCI Perkuat Kapasitas Human Capital Lewat Teknologi
- Menkomdigi Ajak Seluruh Elemen Bangsa Promosikan Bhinneka Tunggal Ika ke Dunia