Lestari Moerdijat Dorong Pemerintah Cegah Meningkatnya Kasus Demensia di Indonesia
Pada 2019, kata Cucu, jumlah peserta BPJS dengan diagnosa demensia dan alzheimer sebesar 5.583 orang, meningkat signifikan pada 2022 sebesar 10.414 orang.
Seiring naiknya penderita demensia dan alzheimer, tambah dia, pembiayaan di BPJS Kesehatan turut meningkat.
Cucu menjelaskan, peserta BPJS Kesehatan dengan Demensia dan Alzheimer akan dicover penuh dalam mengakses layanan kesehatan dengan standar tarif INA-CBG.
Fasilitas kesehatan, ujar dia, mendapat pembayaran dari BPJS untuk seluruh akses kesehatan bagi peserta, antara lain administrasi, konsultasi, pemeriksaan, obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
Ketua Umum Ikatan Dokter Saraf Indonesia Dodik Tugasworo mengatakan seiring naiknya jumlah lansia akan meningkat pula jumlah penyakit neurodegeneratif, seperti stroke, parkinson, dan termasuk demensia.
Menurut Dodik, demensia adalah fenomena gunung es dengan sebagian besar belum atau tidak terdiagnosis.
Dodik mengungkapkan faktor risiko demensia secara umum bersifat multifaktorial.
Beberapa hal yang mendasari faktor risiko, di antaranya usia, jenis kelamin, cidera, penyakit jantung, pola hidup tidak sehat, diabetes, infeksi, faktor lingkungan, dan termasuk depresi.
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menilai kehadiran negara atau pemerintah sangat penting untuk mencegah meningkatnya kasus demensia di Indonesia
- Lestari Moerdijat Tekankan Data Akurat dan Kolaborasi Antarlembaga Harus Dikedepankan
- Eddy Soeparno Sebut Perdagangan Karbon Internasional Pilar Ekonomi Baru Indonesia
- Lestari Moerdijat Berharap Skema Baru yang Disiapkan Pemerintah Atasi Masalah PPDB
- Waka MPR: Presiden Prabowo Menjawab Keraguan dengan Pencapaian
- Setuju Ambang Batas Parlemen 4 Persen Dihapus, Eddy Soeparno: Bentuk Keadilan Demokrasi
- MPR Goes to Campus Dimulai, Eddy Soeparno Mengampanyekan Urgensi Transisi Energi