Lestari Moerdijat Dorong Semua Pihak dalam Pengendalian TB

Lestari Moerdijat Dorong Semua Pihak dalam Pengendalian TB
Wakil MPR Lestari Moerdijat. Foto: dok MPR RI

Karena, tambah dia, ketika sudah ditemukan kasus pun, orang yang terkena TB itu tidak segera melakukan pengobatan.

Pinky menegaskan, penting untuk memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan budaya dalam pengobatan TB.

Upaya pengobatan TB, tegas dia, butuh keterlibatan aktif para pemimpin, tokoh-tokoh agama, dan pendidik dalam upaya mengeliminasi TB di Indonesia.

Dokter praktisi pengobatan TB, Bobby Singh mengungkapkan, dalam upaya mengeliminasi kasus TB pihaknya yang berpraktik di salah satu rumah sakit swasta, ikut memberi edukasi terhadap masyarakat terkait bahaya TB.

Dalam satu hari, menurut Bobby, sekitar 400-450 penderita TB berobat ke rumah sakit di tempat praktiknya. Pengobatan TB, tambah dia, biasanya dilakukan dengan dosis tetap.

Namun, tegas Bobby, pada kasus tertentu juga dibutuhkan obat lepasan bagi penderira TB yang resisten terhadap obat tertentu. Diakui Bobby, ketersediaan obat Rifampisin dan INH saat ini sangat terbatas untuk pengobatan TB.

Country Officer WHO Indonesia, Setiawan Jati Laksono mengungkapkan sebelum 2013 deteksi TB memakai surveillance rutin, sehingga jumlah temuan kasus lebih rendah.

Pada 2021 hingga sekarang, jelas Setiawan, pendataan TB menggunakan dynamic model sehingga angka jumlah kasus sangat terkait dengan performa program.

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mendorong peningkatan penyebarluasan informasi terkait Tuberkulosis (TBC atau TB).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News