Lestari Moerdijat Ungkap Solusi Menekan Tingginya Produksi Sampah Makanan di Indonesia

Lestari Moerdijat Ungkap Solusi Menekan Tingginya Produksi Sampah Makanan di Indonesia
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menyampaikan diperlukan strategi dan kolaborasi yang tepat dan kuat untuk menekan tingginya produksi sampah makanan di Indonesia. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof Dwi Andreas Santosa menilai upaya pengurangan sampah pangan yang dilakukan pemerintah tidak ada terobosan.

Dia menyayangkan upaya pengurangan sampah pangan yang diterapkan saat ini hanya meniru apa yang dilakukan negara maju.

Dwi Andreas berharap ada upaya terobosan baru karena persoalan sampah ini sangat besar dan sampah pangan merupakan gabungan antara food loss (sebelum pangan sampai konsumen) dan food waste (sampah yang terjadi setelah pangan sampai konsumen).

"Karena sejatinya komposisi penyumbang sampah pangan di Indonesia berbeda dengan sejumlah negara maju," jelasnya.

Sampah pangan di Indonesia 69 persen disumbang oleh agriculture productions, handling and storage, sedangkan proses konsumsi hanya menyumbang 13 persen sampah pangan di tanah air.

Karena itu, Dwi Andreas menyarankan, kebijakan sektor pertanian yang saat ini lebih berpihak ke konsumen harus lebih berpihak kepada petani, sehingga sejumlah tahapan produksi pangan bisa efisien dan minim sampah.

Anggota Komisi IV DPR Yessy Melania berpendapat perlu ada restrukturisasi dalam pengelolaan sampah dan perbaikan kebijakan industri pangan dari hulu ke hilir.

Selain itu, tambah Yessy, semua pihak terkait perlu duduk bersama untuk memperjelas tanggung jawab setiap kementerian/lembaga dalam upaya pengurangan sampah pangan.

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengungkapkan solusi untuk menekan tingginya produksi sampah makanan di Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News