Lestarikan Budaya, Komunitas Perempuan Menari Hadirkan Renggana
Pentas dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama terdiri dari tarian repertoar yang mencakup beragam budaya, seperti tarian dari Palembang, Jawa, Betawi, dan Ambon.
Kemudian, ada sesi kedua, yakni "tarian garapan" yang menurunkan semua penari. Tarian ini garapan budaya dari tari tradisional dengan sentuhan kreativitas dan menghadirkan nuansa segar.
Selain itu, ada pembacaan Pasal 6 Gurindam 12 karya sastra Raja Ali Haji oleh Aylawati Sarwono, selaku bintang tamu. Hal ini yang menjadi keunikan dari pentas Komunitas Perempuan Menari kali ini.
Menurut salah satu founder Komunitas Perempuan Menari, Sabena Betty Sihombing, Renggana bertujuan mengaktualisasikan anggota komunitas dan meningkatkan semangat latihan.
"Pentas tahunan ini tidak hanya merupakan acara seni yang memukau, tetapi juga merupakan langkah menuju mengenalkan lebih banyak orang pada KPM dan membangun rasa kebersamaan yang lebih kuat di antara anggotanya," kata Sabena Betty Sihombing.
KPM dibentuk pada 6 Januari 2018. Komunitas ini beranggotakan 100-an perempuan dari berbagai profesi berbeda, dengan rentang usia antara 15 - 60 tahun (mayoritas usia di atas 40 tahun). Anggota KPM memiliki satu kesamaan, yaitu kepedulian untuk melestarikan seni budaya khususnya seni tari. (jlo/jpnn)
Komunitas Perempuan Menari melestarikan budaya Indonesia melalui pertunjukan tari bertajuk Renggana.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Upaya RS Atma Jaya Lestarikan Budaya Jamu untuk Perkembangan Medis
- Talent Hub 2024, Wadah Regenerasi Talenta Seni Budaya
- Menteri Budaya Ungkap Peran Penting Para Maestro untuk Kebudayaan
- Siti Fauziah Ungkap Misi Penting Pimpinan MPR Bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X
- Ahlulbait Indonesia Gelar Muktamar IV, Dorong Perkuat Budaya dan Satukan Umat
- PKN 2024 Sukses, Sarinah Siapkan Panggung Karya Nusantara Skala Besar