Lewat APBN, Obama Melawan Status Quo
Kamis, 05 Maret 2009 – 06:21 WIB
BEGITU Obama terpilih sebagai presiden Amerika Serikat, November lalu, harga saham di Wall Street tetap turun. Sejak terpilih sampai pelantikannya, harga saham merosot lagi sampai 1.500 poin. Ketika Obama mulai melakukan perubahan besar, harga saham anjlok lagi sebanyak 1.500 poin. Selasa lalu, indeks harga saham New York itu tinggal 6.700-an. Jauh dari puncak kejayaannya sebelum krisis yang pernah mencapai 14.000.
Penurunan yang terus-menerus itu bukan saja mulai menggelisahkan, tetapi juga menurunkan rasa percaya diri masyarakat AS. Terutama ketika akibat krisis ini terasa semakin dalam. Padahal, seperti kata-kata Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao, "Percaya diri lebih berharga dari emas atau uang."
Baca Juga:
Meski penurunan indek saham sudah melewati angka 7.000, Obama masih terus percaya diri bahwa program perubahan yang dia janjikan tetap dia jalankan. Obama terkesan sama sekali tidak peduli dengan kemerosotan pasar saham itu. Obama masih kelihatan beranggapan bahwa kemerosotan itu -bahkan krisis sekarang ini- adalah akibat "dosa" pasar saham sendiri.
Sikapnya itulah yang kemudian semakin meneguhkan anggapan di kalangan lawan politiknya bahwa Obama akan membawa Amerika ke arah sosialisme. Dia dianggap tidak peduli pada bisnis besar yang lagi jatuh. Dia terus melancarkan program untuk menolong rakyat Amerika yang menganggur, berpendapatan rendah, dan yang bisa menciptakan pekerjaan yang banyak.
BEGITU Obama terpilih sebagai presiden Amerika Serikat, November lalu, harga saham di Wall Street tetap turun. Sejak terpilih sampai pelantikannya,
BERITA TERKAIT