Lewat Bahasa, Prof Mahsun Jaga Indonesia Timur dari Perpecahan

Teliti Asal Warga Papua dengan Kajian Linguistik dan Genetika

Lewat Bahasa, Prof Mahsun Jaga Indonesia Timur dari Perpecahan
Prof Mahsun (duduk paling kiri ada tas coklat) sedang meneliti bahasa Namblong, Jayapura, langsung dengan para penutur asli. Foto: Mahsun for Jawa Pos
Pencucian otak yang terus-menerus dan berlangsung lama itu ternyata cukup berhasil. Buktinya, terang Mahsun, sampai sekarang banyak masyarakat di Papua, Papua Barat, dan Maluku yang merasa berbeda dari bangsa Indonesia di wilayah lain. Mulai perbedaan bahasa, genetika, hingga tampilan fisik seperti warna kulit dan bentuk rambut.

"Mereka terus menyebut dirinya sebagai warga keturunan Melanesia, bukan keturunan Austronesia," tuturnya.

Kondisi masyarakat yang merasa berbeda itu membuat konflik gampang pecah di Papua, Papua Barat, dan Maluku. Persoalan itulah yang kemudian diperangi Mahsun dalam penelitiannya di daerah-daerah tersebut.

"Tetapi, saya tidak melakukannya dengan senjata, lho. Saya bekerja dengan kajian bahasa daerah," papar pria kelahiran Jereweh, Sumbawa, 25 September 1959, itu.

PROF Mahsun sering mengelus dada atas ancaman perpecahan di wilayah Indonesia Timur. Dia pun tergerak untuk ikut berusaha menyatukan wilayah sensitif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News