Lewat Bisnis Kreatif, Gadis Usia 22 Tahun Bisa Beli Rumah Sendiri di Australia
Sarah Blakey, adalah gadis berasal Sunshine Coast, di negara bagian Queensland. Ia memiliki hobi bermain video game dan gemar dengan membaca komik. Tapi dua hal tersebut juga yang membuatnya menjadi produktif... dan menghasilkan uang banyak.
Sarah yang kebetulan pernah mempelajari ilmu animasi berhasil mengembangan bisnisnya memproduksi plush toy. Baginya yang paling penting adalah kreativitas.
Plush toy adalah istilah untuk boneka yang terbuat dari kain yang lembut dan diisi dengan bahan yang empuk dan nyaman untuk dipeluk anak-anak, bahkan orang dewasa.
Sarah membuat boneka dari karakter-karakter dalam cerita My Little Pony.
"Biasanya kalau membuat boneka yang terpikir adalah membuat boneka beruang, anjing, atau binatang lainnya, tapi yang saya buat adalah binatang fantasi, jadi berpikir lebih, dengan warna yang beragam, dan lebih banyak detailnya," ujar Sarah.
Sarah mengerjakan semuanya di studio di rumahnya.
Ia mengaku kalau apa yang dilakukan telah cukup menghasilkan uang muka untuk membeli rumahnya sendiri di usia 22 tahun.
"Harga boneka yang saya jual untuk ukuran medium adalah sekitar A$500 [sekitar Rp 5 juta], tapi jika Anda ingin unicorn yang ukuran sangat besar bisa mencapai $5.000 [sekitar Rp 50 juta], harga yang dibayar untuk mendapatkan sesuatu yang berbeda dari yang lain, dibuat oleh tangan," jelas Sarah.
Sarah Blakey, adalah gadis berasal Sunshine Coast, di negara bagian Queensland. Ia memiliki hobi bermain video game dan gemar dengan membaca komik.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat