Lewat Referendum, Warga Selandia Baru Tetap Pertahankan Bendera Lamanya
Warga Selandia Baru telah memilih untuk mempertahankan bendera nasional saat ini dalam sebuah referendum, setelah praktek 17 bulan yang menelan dana pembayar pajak senilai 23,18 juta dolar (atau setara Rp 231 miliar).
Perdana Menteri Selandia Baru, John Key, yang merupakan penggerak utama untuk perubahan itu, menerima keputusan rakyat dalam sebuah unggahan Twitter.
Mereka yang menginginkan perubahan mengatakan, bendera yang ada saat ini -yang menampilkan lambang ‘union jack’ milik Inggris di sudut -terlalu erat dengan sejarah kolonial dan terlalu mirip dengan bendera Australia.
Mantan kapten tim rugby ‘All Blacks’, Richie McCaw –yang juga pendukung utama dari bendera baru –mengatakan, ia menyadari hal ini sebelum final Piala Dunia Rugby melawan Australia yang digelar tahun lalu.
"Momen ketika saya memutuskan bendera baru akan baik bagi negara kami yakni ketika bertanding di Twickenham dan melihat dua bendera itu tampak begitu mirip," tulis Richie di Facebook, bulan lalu.
Alternatif yang diusulkan adalah gambar pakis perak dengan latar belakang hitam dan biru, yang mempertahankan simbol empat bintang.
Desain ini dimaksudkan untuk menyoroti pakis perak, yang secara luas dianggap simbol nasional Selandia Baru, tapi justru disebut para kritikus mirip handuk dan logo perusahaan.
‘Jelek dan memalukan’
Warga Selandia Baru telah memilih untuk mempertahankan bendera nasional saat ini dalam sebuah referendum, setelah praktek 17 bulan yang menelan dana
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata