Lewat Tengah Malam
Oleh: Dahlan Iskan
Ketika dilakukan penggeledahan di rumah David ditemukan masih ada beberapa hammer sejenis, pedang, dan tidak ditemukan senjata api.
Dari hasil pemeriksaan terhadap David motif utamanya adalah politik. "Saya sakit hati atas kegilaan Washington dalam berbohong. Saya datang ke sini untuk bicara-bicara dengan istrinya," ujar David.
Rupanya tidak hanya itu. David juga akan menyekap Nancy. Termasuk akan meremukkan dengkulnyi. Itu kalau dalam pembicaraan tersebut Nancy ia nilai berbohong.
David juga merencanakan akan meringkus Nancy dan membawanya ke Washington dalam keadaan terikat. Nancy akan dibawa ke gedung DPR untuk dipertontonkan: begitulah konsekuensi bagi politisi yang berbohong.
Bahwa Paul sampai terluka, kata David itu bukan tujuan aksinya. Ia tidak ingin melukai Paul. Ia tidak mengelak bahwa tindakannya masuk ke rumah Paul di waktu dini hari itu penuh risiko. Bahkan bisa disebut aksi bunuh diri.
Bahwa Paul sampai terluka itu salahnya Paul sendiri, katanya. Paul-lah, kata David, yang membuat situasi kian membuat dirinya terpaksa melakukan kekerasan itu.
Bahkan, katanya, rumah Nancy bukanlah satu-satunya target. David masih akan melakukan hal yang sama ke rumah seorang profesor di kota itu, tokoh-tokoh California dan tokoh-tokoh nasional. Tentu yang dari Partai Demokrat. Atau yang membenci Presiden Donald Trump.
David memang aneh. Mengapa ia tidak lari ketika Paul berhasil menelpon 911. Maka banyak rumor di medsos mereka sebenarnya sudah saling mengenal. Bahkan ada juga tuduhan jahat: mereka saling suka.