Lia Simple

Dahlan Iskan

Lia Simple
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Bagaimana bisa makam Santiago di Santiago. Bukankah James terbunuh di sekitar Jerusalem? Bagaimana mayatnya bisa sampai ujung barat Spanyol?

Baca Juga:

Banyak versi. Yang paling populer yang penuh dengan cerita mistik. Mayat James dibawa pengikut setianya dengan kapal. Mengarungi Laut Tengah, melewati semenanjung Iberia, melintasi pantai Portugis, ke utara sedikit sampai daratan paling barat Spanyol.

Lalu ada cerita petani yang melihat bintang bercahaya terang. Cahaya itu mengarah ke satu bukit. Di bukit itulah ternyata, orang desa itu percaya, mayat Santiago berada.

St James membangun gereja di situ. Katedral besar nan cantik pun dibangun belakangan di Santiago. Maka Santiago menjadi tanah suci ketiga bagi umat Katolik --setelah Jerusalem dan Vatikan.

Akan tetapi tidak ada kewajiban bagi orang Katolik ke tanah suci. Hanya keutamaan. Atau kepercayaan: siapa yang ikut Camino akan diampuni dosa-dosa mereka seumur hidup. Tentu yang Camino dengan dua stempel di setiap etape. Bukan hanya mejeng di setiap tanda cangkang kerang di rute Camino. Lalu naik mobil ke penanda Camino di akhir rute.

Camino adalah tilas. Ikut Camino tentu karena ingin napak tilas. Tilas St James. Itulah rute rute Santiago menyebarkan ajaran Yesus di Spanyol.

Saya setuju dengan komentar perusuh Disway kemarin: penutur Camino terbaik adalah Paulo Coelho. Dia seorang novelis terkemuka dunia asal Brasil. Anda pasti sudah baca bukunya yang lain yang sangat top: The Alchemist.

Saya membaca lebih 10 novel Coelho, termasuk novel Camino berjudul O Diário de Um Mago. Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi Pilgrimage. Novel Coelho banyak yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Gramedia.

Kalau jadi ke Santiago saya tidak akan lewat Madrid. Pemain tengah Real Madrid terlalu kasar pada Mo Salah di final Piala Champions. Liverpool gagal jadi juara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News