Libur Panjang Lebaran, Penurunan Produksi Kurang 10 Persen
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Wahyu Hariyanto mengatakan libur Lebaran 2018 yang totalnya 12 hari, hanya berdampak pada pengurangan hari kerja. Sehingga kalau ada karyawan yang masuk kerja nantinya harus ada kompensasi lembur. Lagi pula selama ini saat Lebaran juga sudah terbiasa dengan pemberhentian produksi.
”Hanya saja panjang dan pendeknya libur Lebaran ini disesuaikan di perusahaan masing-masing. Kalau penambahannya hanya tiga hari saja. Yakni dua hari sebelum dan satu hari setelah Lebaran,” ujarnya, seperti diberitakan Radar Solo (Jawa Pos Group).
Memang diakui Wahyu akan ada penurunan produksi untuk beberapa sektor. Tapi dengan hanya tiga hari penambahan libur tidak terlalu signifikan. Untuk perusahaan dengan produksi rutin nantinya tidak akan berpengaruh luas.
Berbeda halnya dengan perusahaan yang produksi sesuai pemesanan. Sebab, mereka harus mengejar tenggang waktu agar pesanan selesai.
”Paling kalau penurunan produksi tidak sampai 10 persen. Sebab, biasanya libur Lebaran kan 10 hari, ini menjadi 12 hari. Penambahannya sedikit,” tandasnya. (ves/bun)
Wakil Ketua Apindo Wahyu Hariyanto mengatakan, penambahan libur panjang Lebaran 2018 tidak terlalu signifikan mempengaruhi proses produksi.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Jalan Menuju Kawasan Wisata Puncak Kembali Dibuka Setelah Ditutup Lebih dari 8 Jam
- Libur Panjang, Jalur Wisata Puncak Dipadati 150 Ribu Kendaraan dalam Sehari
- Libur Panjang, Pengguna Kereta Api Tujuan Kota Bandung Naik 24 Persen
- Libur Panjang, Lebih dari 400 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Libur Panjang, Pendapatan Hotel di Kota Bandung Capai Rp24 Miliar
- Okupansi Hotel di DIY Meningkat, Didominasi Pelancong Asal Pulau Jawa