Liem Din

Oleh: Dahlan Iskan

Liem Din
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Ada empat ruang besar di kanan kiri lobi tengah itu. Ruang satu berisi kisah masa kecil Liem Sioe Liong. Sejak dilahirkan sampai berangkat merantau ke Nan Yang.

Bagi saya inilah ruang yang paling menarik. Bagaimana Liem dibesarkan. Bagaimana dia terkesan dengan ayahnya yang membagi habis nasi untuk anak-anaknya tanpa menyisakan untuk dirinya sendiri.

Liem juga teringat bagaimana dipukul ayahnya ketika dia ketahuan berbohong. "Kamu harus ingat seumur hidupmu tidak boleh bohong".

Saya menghabiskan waktu hampir dua jam di ruang satu ini. Foto-foto lamanya sangat menarik.

Di ruang dua berkisah tentang awal mulanya menjadi pedagang kecil. Lalu bertumbuh. Orang yang dia anggap berjasa dalam karier dagangnya adalah orang Padang. Namanya Hasan Din.

Liem mengenangnya sebagai penyebab hoki-nya.

Waktu itu Hasan Din dikejar-kejar Belanda. Seorang tokoh Tionghoa di Kudus minta agar Liem menyembunyikan Hasan Din di rumahnya. Liem pun menampung Hasan Din selama dua tahun.

Kelak Hasan Din jadi tokoh perang kemerdekaan dan tokoh hukum di pemerintah. Liem sendiri dianggap sebagai ikut berjuang untuk negara.

Kelak Liem Sioe Liong menjadi sangat dekat dengan Soeharto. Di zaman Soeharto inilah Liem menjadi Raja terigu lewat Bogasari-nya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News