Liga dengan Atraksinya
Oleh Dahlan Iskan
Selamat datang Sleman. Anda tidak akan senasib Persebaya, PSIS atau PSMS. Anda punya waktu cukup untuk cari pemain berkualitas.
Empat bulan lagi kompetisi baru dimulai. Demikian juga dua pendatang baru: Kalteng Putra dan Semen Padang.
Yang juga kemajuan: siaran langsung tidak mengurangi jumlah penonton di stadion. Saya masih ingat dulu: sedih sekali. Kalau pertandingan Persebaya disiarkan TV secara langsung. Sedikit sekali yang mau datang ke stadion.
Stadion kini sudah berubah menjadi teater. Begitu banyak lagu suporter. Begitu banyak spanduk. Dengan bunyi menghibur. Begitu banyak bendera. Raksasa ukurannya. Atraktif kibarannya.
Di kalangan Bonek muncul pula atraksi-atraksi tiga dimensi. Banyak juga lagu-lagu yang cara menyanyikannya sahut-sahutan. Antara tribun selatan, utara, timur dan barat.
Saya begitu suka lagu “rek aku teko rek” itu. Di samping lagu “song for pride”.
Dalam pertandingan penutupan dua hari lalu bahkan ada hujan salju. Di stadion Bung Tomo Surabaya. Menjelang babak dua dimulai. Di tribun selatan.
Saya telat memvideokannya. Benar-benar seperti salju sedang turun. Rupanya seluruh penonton melemparkan tisu panjang. Dari atas. Dalam jumlah masif. Bersamaan.