Ligaya Ita Tumbelaka, 16 Tahun Merunut Silsilah Harimau Sumatera
Cinta si Loreng karena Punya Karisma
Rabu, 17 Desember 2008 – 09:05 WIB

Foto : Tri Mujoko Bayuaji/JAWA POS
Menariknya, saat itu Ligaya malah belum tahu tentang profesi apa yang akan dijalani tersebut. ’’Saya tidak tahu apa tugas studbook. Yang saya tahu adalah saya dokter hewan, saya tahu reproduksi, saya mampu mencatat, dan saya paham komputer,’’ ujarnya lantas tertawa.
Memulai sesuatu saat orang lain belum tahu menjadi tantangan tersendiri bagi Ligaya. Satu syarat yang dia pegang adalah harus mendapatkan data riil harimau Sumatera berdasar laporan pandangan mata dan verifikasi. ’’Semua memang harus dicatat. Namun, yang terlihat saja yang wajib dicatat,’’ jelasnya.
Dia lantas memulai dengan berkoordinasi dengan seluruh lembaga konservasi dan kebun binatang di seluruh Indonesia. Metode pencatatannya pun sederhana. Dia memulai dari data harimau yang ada saat itu untuk kemudian menariknya ke belakang secara historis. ’’Saya harus tahu dari mana harimau itu datang, mana orang tuanya, dan mengapa ia sampai ada di lembaga konservasi tersebut,’’ ungkapnya.
Ternyata, tidak semua harimau di kebun binatang bisa didapatkan datanya. Pencatatan yang dilakukan sejumlah kebun binatang ternyata tak sempurna. Tidak jarang, Ligaya mendapati harimau yang tidak memiliki latar belakang apa pun. ’’Ada yang masuk kebun binatang dengan legal. Kalau legal, ada berita acaranya. Nah, yang bermasalah itu yang tidak ada datanya,’’ ujarnya tanpa mau menyebutkan kebun binatang yang mana.
Ligaya Ita Tumbelaka sudah 16 tahun bekerja keras agar populasi harimau Sumatera terhindar dari degradasi yang tajam. Bekerja seorang diri, dia mendedikasikan
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu