Ligaya Ita Tumbelaka, 16 Tahun Merunut Silsilah Harimau Sumatera

Cinta si Loreng karena Punya Karisma

Ligaya Ita Tumbelaka, 16 Tahun Merunut Silsilah Harimau Sumatera
Foto : Tri Mujoko Bayuaji/JAWA POS
Meski menemui jalan buntu, pencatatan tidak bisa berhenti begitu saja. Dia lantas memanfaatkan data-data di media massa. Misalnya, berita penangkapan harimau yang akhirnya ditempatkan di konservasi. ’’Tapi, kalau tidak ada, kami juga gunakan sampel untuk menelusuri asal-muasal melalui tes laboratorium (DNA),’’ ungkapnya.

Seperti apa tes tersebut? Seperti halnya tes DNA yang dilakukan pada manusia, Ligaya memeriksa marker (tanda-tanda) kemiripan struktur gen harimau satu dengan yang lain. Setiap kelompok harimau satu dengan yang lain memiliki gen yang spesifik. CBSG dalam hal ini memiliki bank gen untuk menelusuri keturunan harimau tersebut. ’’Yang kami gunakan sebagai sampel adalah darah. Namun, dulu kami juga menggunakan kulit berikut bulu-bulunya,’’ katanya. Dulu, analisis DNA itu didanai oleh CBSG. Saat ini, IPB memiliki laboratorium mandiri untuk memeriksa struktur gen tersebut.

Tidak cukup di situ. Fungsi studbook ternyata tidak sekadar mencatat silsilah. Ligaya menyebut studbook sebagai acuan dasar untuk melakukan pelestarian dengan cara yang benar. Dari studbook, setiap pihak dipastikan bisa mengetahui jumlah dan generasi harimau. Selain itu, dari studbook, bisa diketahui mana keturunan harimau Sumatera yang produktif maupun sebaliknya.

Dari situ, pengelolaan harimau dimulai. Ketika bereproduksi, harimau Sumatera harus dikontrol. Setiap kelompok dibatasi untuk melakukan perkawinan dalam satu gen yang sama. Dalam hal ini mengawasi perkawinan harimau Sumatera dengan koefisien inbreeding. ’’Istilahnya kami lakukan kawin silang,’’ jelasnya.

Ligaya Ita Tumbelaka sudah 16 tahun bekerja keras agar populasi harimau Sumatera terhindar dari degradasi yang tajam. Bekerja seorang diri, dia mendedikasikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News