Ligina Hampir Dua Dekade, Rekor Top Scorer Peri Sandria Tetap Awet
Rela Serahkan Sepatu Emas kalau Ada yang Melampaui
Selasa, 25 September 2012 – 00:02 WIB

TUKANG GEDOR: Peri Sandria (tengah) ketika menerima penghargaan berupa uang tunai Rp 10 juta di Jakarta pekan lalu. Foto : M ALI/JAWA POS
Keterpurukan itu juga tergambar lewat masih awetnya rekor Peri hingga kini, hampir dua dekade sejak Liga Indonesia bergulir. "Saya sungguh gemas melihat sepak bola kita saat ini," kata pemain yang mengakhiri karir sebagai pemain pada 2004 itu.
Dengan suara bergetar, pria yang kemarin genap berusia 43 tahun itu mengatakan, dirinya miris tak hanya karena konflik dualisme yang tak kunjung berakhir. Dia juga cemas karena semakin tergerusnya kualitas para pemain lokal saat ini.
Tak heran, Bambang Pamungkas yang sudah berkepala tiga pun tetap menjadi andalan di lini depan. Timnas juga selalu kesulitan mencari pemain bertipe playmaker setelah era Ansyari Lubis dan Fachri Husaini yang terakhir membela timnas di SEA Games 1997.
Menurut Peri, selain pembinaan dan kompetisi usia muda yang tidak berjalan, hal itu disebabkan serbuan pemain asing ke Liga Indonesia. Bayangkan, setiap klub bisa memainkan lima pemain asing.
Bertahannya rekor 34 gol Peri Sandria yang dicetaknya pada musim 1996/1997 merupakan gambaran keterpurukan sepak bola nasional. Buruknya pembinaan
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu