Ligina Hampir Dua Dekade, Rekor Top Scorer Peri Sandria Tetap Awet

Rela Serahkan Sepatu Emas kalau Ada yang Melampaui

Ligina Hampir Dua Dekade, Rekor Top Scorer Peri Sandria Tetap Awet
TUKANG GEDOR: Peri Sandria (tengah) ketika menerima penghargaan berupa uang tunai Rp 10 juta di Jakarta pekan lalu. Foto : M ALI/JAWA POS
Tersandungnya karir pemain Diklat Ragunan (1986-1989), Kramayudha Tiga Berlian (1989-1991), Assyabaab Salim Grup (1991-1993), dan Putra Samarinda (1993-1994) ini ternyata berlanjut di jenjang kepelatihan. Persoalannya sama, kurangnya dana.

Peri meraih lisensi pelatih B nasional pada 2008. Karena tidak cukup uang untuk mengikuti kursus lisensi A AFC, Peri harus puas dengan lisensi B yang dikantonginya. Lisensi itu tidak cukup untuk memegang klub kompetisi tertinggi tanah air.

Karena usianya sudah 43 tahun, dia tidak bisa lagi mengambil lisensi pelatih A nasional maupun AFC. Sebab, batasan A AFC adalah 40 tahun. Itu yang membuatnya resah. "Saya sebenarnya punya niat untuk ikut kursus lisensi A. Tapi, karena tabungan yang ada terbatas, saya pilih tabungan itu untuk biaya sekolah anak semata wayang saya," beber putra pasangan Sayuti dan Tukiyem (alm) ini.

Padahal,"Peri sebenarnya punya bakat menjadi pelatih jempolan. Pada musim kompetisi 2009-2010, pengagum Karl Heinz Rumenigge dan Heri Kiswanto ini dipercaya menangani PS Siak yang berkompetisi di divisi II. Peri pun berhasil membawa tim asal Riau itu lolos ke divisi I dengan rekor tak terkalahkan dalam 14 laga.

Bertahannya rekor 34 gol Peri Sandria yang dicetaknya pada musim 1996/1997 merupakan gambaran keterpurukan sepak bola nasional. Buruknya pembinaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News