Ligina Hampir Dua Dekade, Rekor Top Scorer Peri Sandria Tetap Awet
Rela Serahkan Sepatu Emas kalau Ada yang Melampaui
Selasa, 25 September 2012 – 00:02 WIB
Sebelum menekuni olahraga asal Inggris itu, sebenarnya Peni menyukai bulu tangkis. Sejak kelas tiga SD dia bermain tepok bulu itu. Dia juga sempat tercacat sebagai salah satu pebulu tangkis klub Jaya Raya Jakarta. Bahkan, Peni juga berhasil masuk Pelatda DKI Jakarta.
Setelah masuk pelatda, dia merasakan ketidakcocokan. Salah satunya sistem di pelatda yang penuh dengan intrik dan sogok-menyogok. Merasa tidak tahan lagi, Peni sengaja menurunkan performanya. Alhasil, dia dikeluarkan dari pelatda karena prestasinya tidak baik.
"Saya sengaja bermain buruk agar pelatda mengeluarkan saya karena dianggap tidak layak. Sebab, jika keluar sendiri, saya harus membayar penalti atau ganti rugi," jelasnya.
Setelah keluar dari bulu tangkis itulah dia berkenalan dengan squash. Olahraga itu dikenalnya melalui dosen Universitas Negeri Jakarta yang merupakan teman pelatihnya. "Waktu itu saya dikasih tahu kalau squash lagi butuh orang. Ya, saya coba," ujarnya.
Bertahannya rekor 34 gol Peri Sandria yang dicetaknya pada musim 1996/1997 merupakan gambaran keterpurukan sepak bola nasional. Buruknya pembinaan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408