Lihat di Televisi, Warga Aceh Tak Trauma Lagi

Lihat di Televisi, Warga Aceh Tak Trauma Lagi
PENGUNGSI. Tsunami yang melanda Jepang dan akan berpotensi Tsunami di daerah Papua bagian Utara sesuai dengan informasi yang dikeluarkan oleh BMKG pusat, menyebabkan warga rela tidur di pinggir jalan di puncak Arfak dengan beralaskan koran FOTO: ANDRE/RADAR SORONG
Cut Nurmaghfira, 50, warga Lampaseh Kota, juga senada. Nenek lima cucu tersebut menuturkan bahwa dirinya menyaksikan gempa yang terjadi di Jepang lewat televisi. Dia menyatakan tak merasa waswas lagi dengan kemungkinan datangnya tsunami ke Aceh. ’’Saya tadi (kemarin) mendengar bahwa di Sumatera bakal terjadi gempa,’’ ujarnya.

Menurut dia, warga Banda Aceh sudah terbiasa dengan gempa sejak terjadi gempa dan tsunami pada 2004. Walaupun kerap merasakan guncangan gempa, dia dan keluarganya serta warga di lingkungannya sudah siap siaga. Begitu juga bila terjadi gempa besar dan muncul peringatan dari sirene tentang tsunami.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengungkapkan bahwa meski pernah trauma dengan gempa pada masa lalu, saat ini warganya tidak lagi seperti dulu. Setelah beberapa kali mengikuti simulasi, warga Aceh mulai waspada dan siaga atas ancaman bencana gempa dan tsunami.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tadi malam mencabut peringatan dan ancaman tsunami yang diperkirakan melanda wilayah Indonesia pascagempa dan tsunami di timur Jepang. Lembaga itu semula meramalkan dampak tsunami di Jepang akan terasa di Sulawesi Utara (Sulut), Maluku Utara (Malut), dan Papua.

BANDA ACEH – Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter (SR) dan tsunami yang mengguncang Jepang kemarin siang (11/3) tidak membuat masyarakat Aceh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News