Lihat di Televisi, Warga Aceh Tak Trauma Lagi
Sabtu, 12 Maret 2011 – 07:46 WIB
Kepala BMKG Sorong Frans Rahawarin juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai dampak tsunami di Jepang. Lewat pesan singkat yang dikirim ke Radar Sorong (Grup JPNN), Frans Rahawarin menulis: Tsunami akibat gempa Jepang Mag 8,9 SR diperkirakan tiba di Sulut, Malut, Papua, pukul 18.35 WIB atau 19.35 WITA atau 20.35 WIT.
Dengan menyebarnya SMS peringatan dini itu serta memantau dahsyatnya tsunami di Jepang lewat televisi, masyarakat pun waspada. Sejak sore warga di Sorong berbenah dan bersiap mengungsi. Puncak ketakutan warga terjadi pukul 20.00 WIT. Suasana jalan raya di Kota Sorong berubah menjadi padat. Banyak motor dan kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi sebagai pertanda hendak mengungsi. Menjelang pukul 20.30 WIT, suasana kian tegang.
Sambil mengungsi, warga Sorong terus memantau ketinggian laut dari Puncak Arfak. Mama Henina, warga Kampung Baru, menuturkan bahwa dirinya mengungsi bersama keluarga lantaran merasa waswas akan terjadi tsunami seperti yang ditonton di televisi. ’’Saya tahu dari televisi. Lihat banyak warga pergi. Jadi, saya ikut mengungsi karena takut,’’ katanya.
Selain di Puncak Arfak, banyak warga Sorong mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, seperti areal Vihara Klademak. Setelah BMKG mencabut peringatan tsunami, warga Sorong meninggalkan lokasi pengungsian.
BANDA ACEH – Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter (SR) dan tsunami yang mengguncang Jepang kemarin siang (11/3) tidak membuat masyarakat Aceh
BERITA TERKAIT
- Keberadaan Satgas Nataru Diyakini Turut Menekan Angka Kecelakaan
- Wamenhub Suntana Pantau Kelancaran Lalu Lintas di Pos Gadog Puncak
- TNI AD Mengerahkan 58 Ribu Prajurit Bantu Polri Mengamankan Nataru
- Libur Natal, TMII Dipadati Lebih dari 12 Ribu Pengunjung
- Juru Dakwah Bakal Disertifikasi, Wantim MUI Memberi Masukan
- Libur Natal, Taman Margasatwa Ragunan Dipadati Lebih dari 35 Ribu Pengunjung