Lihat nih, Anggota Kelompok Bersenjata Raja Rimba Menyerahkan Diri
jpnn.com - BANDA ACEH - Nasrul Sulaiman alias Kleung (30), seorang anggota kelompok bersenjata yang menamakan diri Raja Rimba, menyerahkan diri ke Polda Aceh.
Penyerahan diri Nasrul seharusnya terjadi dua minggu lalu, namun tertunda karena kesibukan para penjemput dari kepolisian.
Kelompok Raja Rimba merupakan kelompok bersenjata di Aceh yang kerap melakukan tindakan kriminal. Salah satu aksi terbesar mereka adalah penculikan warga negara Skotlandia, Malcom Primsore, (60), karyawan PT. Blade Energy, Sub Kontraktor PT. Medco Blok A di Aceh Timur, 2013 lalu.
Menurut Kleung, ia merupakan salah seorang yang diajak Raja Rimba untuk bergabung dalam kelompok itu dan hanya terlibat dalam kasus penculikan terhadap WNA Skotlandia. Perannya hanya sebagai penjaga sanderaan.
"Saya pada saat itu diajak Raja Rimba untuk naik ke gunung. Saya disuruh jaga seorang sandera, tidak tahu siapa,’ ujarnya dalam konperensi pers yang dilaksanakan di Mapolda Aceh, Minggu (17/1).
Diceritakannya, pada saat melihat ke dalam gubuk tempat sandera, melihat seorang warga Negara asing yang ternyata menjadi tawanan. Karena takut ditangkap polisi, dia berpikir untuk melepaskannya.
“Setelah saya lepaskan dia, saya tunjukkan jalan dan ia bisa kembali. Kemudian saya kabur pernah ke Medan dua hari, setelah itu saya bersembunyi di Aceh Utara," kata Nasrul.
Pada saat penyerahan diri Kleung, dia disambut langsung oleh Kapolda Aceh Irjen Pol M Husein Hamidi.
BANDA ACEH - Nasrul Sulaiman alias Kleung (30), seorang anggota kelompok bersenjata yang menamakan diri Raja Rimba, menyerahkan diri ke Polda
- Pastikan Keselamatan Penumpang, Kapolres Banyuasin Lakukan Monitoring di Pelabuhan
- Kasus Kecelakaan di Tol Pandaan-Malang, Polisi Tetapkan Sopir Truk jadi Tersangka
- Gunung Ibu Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1.500 Meter
- Guru Honorer Tewas Ditembak OTK di Ilaga
- Pj Gubernur Jateng Berbagi Kasih di Hari Natal dengan Puluhan Lansia Panti Wreda
- Hewan Dilindungi Macan Akar Mati Terlindas di Tol Dumai-Pekanbaru