Lihat Nih, Megahnya Kampung Pedagang Warteg di Tegal, Semua Rumah Mewah!
''Kami tidak bisa asal menaikkan harga menu. Sebab, pelanggan warteg itu rakyat kecil,'' jelasnya.
Sistem pengelolaan warteg juga termasuk unik. Ada yang setiap tiga bulan hingga empat bulan dikelola secara bergantian.
Hanya, yang mengelola tersebut masih ada hubungan keluarga. Sehingga, rezeki masih berputar di antara mereka.
Makanan yang ditawarkan cukup sederhana karena seperti masakan rumahan. Ada sayur lodeh, sup, tumis, tahu, tempe, telor goreng atau rebus dan juga ayam goreng.
Sementara, minumannya teh manis, es teh, maupun es jeruk paling banyak dijumpai. Belum lagi ada pisang goreng maupun tahu isi.
Selain mampu membangun rumah mewah, beberapa pemilik warteg di Jakarta bisa juga menjalankan ibadah haji. Namun, biasanya, mereka itu sudah melakoni bisnis tersebut sudah lama.
Mayoritas warga Jakarta yang memang berasal dari kampung merupakan satu alasan banyaknya pengunjung warteg. Sehingga, bisnis warteg dianggap sebuah hal yang menjanjikan untuk mengais rupiah.
Sayang, bisnis warteg belum merambah ke kota lain. Mereka masih berkutat di Jakarta.
Warung Tegal atau yang biasa disebut warteg sudah menjamur di kota-kota besar. Rata-rata, pedagang warteg yang merantau di kota besar berasal dari
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408