Lihat nih, Warga Urunan untuk Atasi Jembatan Ambrol

Lihat nih, Warga Urunan untuk Atasi Jembatan Ambrol
Sekitar seratus warga bekerja bakti membuat jembatan sementara dari batang bambu Minggu (5/4). Foto: Arfinanto Arsyadani/Jawa Pos Radar Madiun

Bahkan, kini jembatan yang masih berfungsi dengan baik tinggal satu unit, yakni di Dusun Sidorejo. ’’Itu pun amping (pegangan)-nya sudah hilang dan bawahnya juga mulai tergerus longsor,’’ terangnya.

Menurut Kusairi, banyaknya jembatan yang roboh di desanya itu disebabkan faktor usia. Usia setiap jembatan tersebut sudah lebih dari 40 tahun karena rata-rata dibangun pada 1970-an.

’’Kami berharap pemkab segera memberikan respons perbaikan secepatnya. Perbaikannya tidak hanya di jembatan Pule, Ketandan, tetapi juga jembatan-jembatan lainnya,’’ ujarnya.

Kepala BPBD Kabupaten Madiun Edi Harianto menjelaskan, kerugian lantaran robohnya jembatan Pule, Ketandan, ditaksir lebih dari Rp 100 juta. Pasca robohnya jembatan tersebut, warga setempat bisa menggunakan jembatan Deles sebagai alternatif. Jembatan itu berjarak sekitar 750 meter menuju timur dari jembatan yang roboh.

Namun, jembatan alternatif di Desa Sareng, Kecamatan Geger, tersebut tidak sebesar jembatan Pule. ’’Hanya bisa dilewati sepeda motor. Kendaraan roda empat harus berputar ke barat menuju Dolopo,’’ jelasnya. (fin/yup/JPNN/c23/any)

 


MADIUN – Gembar-gembor ngomong pembangunan infrastruktur, tapi jembatan ambrol tidak mendapatkan perhatian pemerintah. Ya, jembatan Pule di


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News