Lihat Operasi Tersulit ketika Liver Melekat ke Dinding Perut
Rabu, 03 Februari 2010 – 06:00 WIB
Donor juga hanya membutuhkan waktu dua hari di ICU. Setelah itu, dia sudah dikembalikan ke ruangan. Satu-dua hari kemudian, dia sudah diajari duduk. Untuk resipien, dibutuhkan waktu dua?tiga hari lebih lama daripada donor.
Bagaimana bisa begitu cepat" Apakah dibantu dengan obat tradisional Tiongkok" Ternyata tidak. Tim dokter konsultan ICU RSUD dr Soetomo dan perawatnya yang bersama saya sudah mencatat obat apa saja yang digunakan di OOTC sebelum, selama, dan sesudah operasi.Pasien lain yang kami temui siang itu adalah seorang lelaki berumur sekitar 50 tahun. Dia sudah bersiap meninggalkan rumah sakit. Kawan lama dr Deng ini kembali ke rumah sakit juga untuk kontrol saja. Transplantasinya sudah lima tahun yang lalu.
Rombongan yang tidak bersama saya lebih bebas memilih "pasien"-nya. Dokter Pan yang seharusnya "mengawal" mereka visite sedang sibuk. Mereka diuntungkan oleh keadaan itu karena lantas bisa bertemu dengan seorang pasien Indonesia asal Medan. Pasien itu mengatakan berani datang ke OOTC untuk transplantasi setelah membaca buku Ganti Hati-nya Pak Dahlan.
Saya sebenarnya berencana menemui pasien ini. Tetapi, dia keburu meninggalkan rumah sakit. Berkunjung ke apartemennya "dia masih harus balik untuk kontrol" ternyata juga tak sempat karena padatnya jadwal operasi.Kami sungguh diuntungkan oleh banyaknya operasi yang harus kami ikuti. Meski jenisnya sama, yakni transplantasi liver, penyebab dan kesulitan-kesulitan operasinya sangat bervariasi. Dengan begitu, kami jadi tahu betapa menakutkannya mencopot liver pasien yang kondisinya sangat buruk. Sebab, semakin jelek livernya, berarti semakin tinggi tekanan darah di vena porta (pembuluh darah utama) livernya. Dan, itu berarti potensi untuk terjadi perdarahan hebat "seperti kami lihat pada pasien yang ditangani dr Pan" semakin besar. Bisa dibayangkan risikonya bila perdarahan tak bisa segera dihentikan. Tekanan darah pasien akan drop. Begitu pula denyut jantungnya dan bahkan suhu tubuhnya. Untuk suhu badan pasien, tidak sulit mengatasinya karena di sana ada alat pemanas khusus yang dipasang di atas dahi pasien. Dengan alat itu, suhu pasien bisa dijaga.
Masa belajar di OOTC, Tianjin, Tiongkok, ditutup dengan transplantasi pada balita berumur 3 tahun, yang beratnya hanya 9,8 kilogram. Menariknya
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408