Lihatlah, Penyandang Disabilitas di Tangsel Piawai Bikin Kue
jpnn.com, JAKARTA - Para penyandang disabilitas yang tergabung di Kampus Kita Setara mendapatkan pelatihan khusus membuat kue, entrepreneurship dan financial literacy.
Founder Kita Setara Agusnadi mengungkapkan program ini untuk meningkatkan pengetahuan, pelatihan, dan pendampingan kewirausahaan bagi komunitas penyandang disabilitas.
Program Kita Setara diikuti 15 penerima manfaat (sahabat disabilitas) yang telah berjalan sejak 26 Maret-9 April.
"Pada akhir pelatihan dipilih 6 penerima manfaat terbaik yang menerima modal usaha serta coaching dan mentoring intensif untuk membangun dan mengembangkan usaha secara independen," terang Agusnadi di Tangerang Selatan, Senin (11/4).
Dijelaskannya, Kita Setara Indonesia adalah tempat berkumpulnya komunitas penyandang disabilitas yang menyuarakan kesetaraan.
Selain itu, juga sebagai tempat komunitas penyandang disabilitas saling bertukar pikiran, berjejaring, belajar berbagai pengetahuan, keterampilan bersama untuk masuk ke dunia industri dan siap menjadi wirausaha.
Program Kita Setara mendapat dukungan dari PermataBank dan merupakan bagian dari PermataBRAVE yang merupakan program pemberdayaan bagi penyandang disabilitas di Indonesia di bawah payung PermataHati (program CSR dari PermataBank).
Head of Corporate Social Responsibility PermataBank, Hanggoro Seno, mendukung kegiatan ini dalam pemberdayaan penyandang disabilitas, terutama usaha kuliner yang akan dijajaki peserta pelatihan.
Para penyandang disabilitas di Tangsel yang tergabung dalam kampus Kita Setara piawai bikin kue
- Datangi Rumah Penerima Manfaat, Wamensos Agus Jabo Bilang Begini
- Janji Robinsar Fajar di Debat Perdana, Beri Kesetaraan Disabilitas & Bangun Youth Center
- Polda Kalteng dan Kemensos Salurkan 30 Kursi Roda ke Penyandang Disabilitas
- Pelindo Solusi Logistik Dukung Kemandirian Tunanetra lewat 'Pijar'
- Mahasiswa UTA 45 Ajak Pelajar Jakarta Utara Bedah Isu Pemenuhan Hak Disabilitas
- KND Dorong Mahasiswa & Pelajar jadi Agent of Power Pengikis Stigma Negatif terhadap Penyandang Disabilitas