Lika-Liku Bisnis Makanan Indonesia di Australia

Ratih Purwati Friend, adalah warga Indonesia di Melbourne yang juga menjual makanan. Bisnisnya adalah menyediakan katering untuk acara-acara.
Ia mengatakan sertifikat pengolahan dan penyajian makanan sebenarnya bisa dengan mudah didapatkan dan cukup murah.
"Sangat mudah... kurang dari $300 [sekitar Rp 3 juta]," ujarnya.
"Saya melakukannya dengan kursus dalam sehari, kemudian di akhir kursus saya mendapatkan sertifikat."
"Dalam kursus tersebut saya belajar bagaimana mempersiapkan makanan. Misalnya, jika kita mengeluarkan ikan dan daging dari freezer, kita harus langsung memasaknya hari itu juga. Jangan dikembalikan ke freezer. Itu yang membuat orang sakit."
Tantangan bagi pemilik restoran

ABC: Erwin Renaldi
Lielie Tjoa, pemilik restoran Nelayan di Melbourne, mengatakan ia tidak keberatan bersaing dengan penjual makanan rumahan di Facebook.
Meski ia mengaku ada 'perang harga', karena penjual makanan rumahan menjual lebih murah dari restoran.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia