Lila Umami; dari Usaha Rantangan ke Juara Lomba Masak Nasional
Mengandalkan Botok Lorjuk dan Sambal Keluak
Selasa, 08 November 2011 – 07:16 WIB
Keberhasilan di Bali tersebut memang benar-benar datang dari bawah, dari sebuah kerja keras yang dimulai 23 tahun silam. Pemicunya pun sangat sederhana, yang jamak dihadapi ibu rumah tangga di mana saja: keinginan menambah uang belanja plus dana pendidikan anak.
Maklum, suami Lila ketika itu, Rudi Alfanani, hanya bekerja sebagai tenaga lepas di Pabrik Gula (PG) Pajarakan. Gajinya kala itu tidak cukup untuk kebutuhan keluarga. Berbekal keahlian memasak, Lila mulai berjualan nasi dengan berkeliling di kampung asalnya, Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo.
Sambil berjualan, Lila mulai bertanya kepada sejumlah tetangga tentang jumlah uang yang mereka habiskan untuk memasak per hari. Bermula dari survei sederhana itu, Lila menawarkan jasa rantangan.
Gayung bersambut. Ada lima ibu rumah tangga yang menggunakan jasa Lila memasak nasi untuk kebutuhan setiap hari. Dari tiap-tiap rumah tangga itu, Lila menerima Rp 3 ribu sehari untuk biaya masak. Uang itulah yang dia kelola agar bisa mencukupi kebutuhan sekaligus keluarganya bisa nunut makan gratis.
Lila Umami menang karena keteguhannya untuk tak memakai vetsin dan hanya menggunakan bahan-bahan segar. ------------------------- AGUNG PUTU I.,
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara