Lila Umami; dari Usaha Rantangan ke Juara Lomba Masak Nasional
Mengandalkan Botok Lorjuk dan Sambal Keluak
Selasa, 08 November 2011 – 07:16 WIB

INSPIRATIF: Lila Umami (dua dari kiri) bersama Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisna Murti (dua dari kanan) setelah menang di Nusa Dua, Bali, 1 November lalu. Foto: Muhamad Qori/Rakyat Merdeka/JPNN
Selain William, juri lain terdiri atas Bondan Winarno, Vindex Tengker, Hein von Holsen (Australia), dan Henet de Neefe (Belanda). Mereka mendasarkan penilaian atas tiga segi. Salah satunya, otentisitas atau masakan dan minuman yang disajikan adalah produk unggulan daerah. Dua segi lain adalah cita rasa dan cara penyajian makanan. Otentisitas dan cita rasa memiliki persentase penilaian 40 persen masing-masing. Sedangkan bobot cara penyajian sebesar 20 persen saja.
"Sebelum berangkat ke Nusa Dua, sudah ada geladi bersih. Mencicipi masakan yang akan dilombakan di panti PKK," kata Andjar, mengawali cerita.
Selain persiapan yang matang itu, Lila menuturkan bahwa rahasia menjadi juara sebenarnya cukup sederhana. Selama meniti karir di dunia kuliner, dia sangat antivetsin. Kalau ingin masakan gurih, harus rela menggerus rempah-rempah untuk menajamkan rasa.
Itulah kenapa, begitu masakannya dicecap lidah para juri, rasa yang keluar adalah rasa asli. Di antara beberapa peserta lain, ada yang menggunakan jalan pintas dengan membubuhkan vetsin pada masakan. Namun, lidah para juri tidak bisa ditipu. "Ini yang kami cari, rasanya maknyus," kata Lila, menirukan Bondan saat merasakan masakannya.
Lila Umami menang karena keteguhannya untuk tak memakai vetsin dan hanya menggunakan bahan-bahan segar. ------------------------- AGUNG PUTU I.,
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu