Lily Yulianti Penggerak Sastra Jarak Jauh


Foto Koleksi Rumata' Artspace/MIWF
Dalam pengalaman anda, apakah pada awalnya susah untuk mendorong para penulis muda untuk berkontribusi dalam kegiatan ini?
Kalau berbicara mengenai penulis yang diundang menghadiri Festival Penulis Makasar, sejauh ini saya tidak mengalami masalah.
Saya kira masalah sulit ketika kita menyelenggarakan sebuah festival adalah kita harus meenjermahkan semua ide di kepala kita dengan pertimbangan anggaran, kita harus mencari sponsor, mitra untuk berkolaborasi.
Karena saya mempersiapkan festival ini keitka saya sedang melanjutkan pendidikan dan sekarang tinggal di Melbourne, saya melihat semuanya lewat kaca mata berbeda dibandingkan pekerja lain yang berada di Makassar.
Kepuasaan terbesar apa yang anda dapatkan dari keterlibatan dengan berbagai proyek ini?
Proyek Panyingku adalah proyek yang berjalan selama lima tahun dan sekarang sudah selesai. Sekarang sudah ada alumniya, karena kami memberikan beasiswa untuk 7 orang citizen reporter setiap tahunnya, selama proyek ini berlangsung.
Mereka sekarang hidup di masyarakat dengan berbagai kegiatan masing-masing, ada yang bekerja, atau punya bisnis sendiri, namun juga masih melakuikan kegiatan menulis.
Memulai profesi sebagai wartawan, Lily Yulianti asal Makassar, Sulawesi Selatan, baru saja menyelesaikan pendidikan doktoral di Universitas Melbourne.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya