Lily Yulianti Penggerak Sastra Jarak Jauh
Kami memulai dengan Perahu Pustaka (Library Boat) di tahun 2015. Pada awalnya adalah inisiatif kecil dimana ada seorang teman yang memiliki perahu. Jadi dia meminta sumbangan buku, dan dengan perahu tersebut membawa buku-buku ke masyarakat yang tinggal di Sulawesi Barat, ke pulau-pulau kecil dan kawasan pantai.
Mereka membawa perahu berisi pengetahuan (buku) yang menurut saya adalah ide yang bagus sekali. Perpustakaan Berjalan saya kira adalah konsep yang bagus untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Bila kita membangun perpustakaan dan mengharapkan anak-anak muda untuk mendatangi perpustakaan, mungkin hasilnya tidak akan luar biasa. Jadi kita harus membuat perpustakaan ini berjalan, mendekati warga, khususnya anak-anak dan keluarga di pulau-pulau terpencil yang akan menyambut baik. Jadi saya mengundang mereka untuk hadir di festival dan memperkenalkan mereka ke pengunjung. Media lokal dan internasional yang datang ke Makassar kemudian memberitakan inisiatif ini.
Saya hampir kehilangan kata-kata ketika melihat bahwa inisiatif kecil ini memiliki dampak besar. Kita ternyata sebagai warga biasa bisa berarti banyak ketika satu atau dua buku yang kita sumbangkan bila membuat perbedaan besar bagi anak-anak yang tinggal di pulau terpencil.
Secara pribadi, bagaimana anda melihat ke masa depan, setelah anda menyelesaikan PhD?
Saya sekarang terlibat dalam dua proyek penterjemahan yang keduanya merupakan proyek besar. yang pertama buku yang diterbitkan di Jerman dan edisi bahasa Inggrisnya diterbutkan tahun lalu. Ini proyek pribadi saya.
Yang kedua adalah buku mengenai hubungan antara Indonesia dan Australia, buku yang bercerita mengenai para lulusan Indonesia setelah mereka menyelesaikan pendidikan di Australia. Juga dalam waktu bersamaan, saya ingin menyelesaikan novel pertama saya.
Jadi tahun ini saya ingin agar itu selesai. jadi sekarang terlibat dalam dua proyek penterjemahan dan penulisan novel. Tesis saya adalah mengenai gender, media dan politik. Saya juga bermaksud menerbitkan manuskrip dari tesis saya tersebut di Indonesia.
Memulai profesi sebagai wartawan, Lily Yulianti asal Makassar, Sulawesi Selatan, baru saja menyelesaikan pendidikan doktoral di Universitas Melbourne.
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara