Lima Arahan Presiden Jokowi di Tengah Gejolak Ekonomi
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menginginkan stimulus yang konkret untuk menghadapi gejolak ekonomi akibat penyebaran wabah virus corona. Jokowi -panggilan kondangnya- menyampaikan itu saat membuka rapat terbatas (ratas) kabinetnya di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (9/3).
"Pertama, saya minta sekali lagi dikalkulasi secara detail mengenai risiko pelemahan ekonomi global termasuk akibat merebaknya corona yang terjadi di awal tahun ini dan kemungkinan dampak ekonomi lanjutan di 2021," kata Jokowi dalam ratas bertema Kerangka Ekonomi Makro, Kebijakan-kebijakan Fiskal dan Rencana Kerja Pemerintah 2021 itu.
Presiden Ketujuh RI itu melanjutkan, mitigasi yang dilakukan pemerintah pada 2020 harus diperkuat lagi untuk 2021. Dia menginginkan adanya rancangan kebijakan fiskal 2021 yang mampu memperkuat daya tahan ekonomi nasional yang labil di masa-masa yang akan datang.
"Kedua, walaupun kita hadapi tekanan ekonomi global, tetapi kami tetap terus optimistis. Pertumbuhan ekonomi kita tahun lalu 5,02 persen, ini cukup baik di tengah ketidakpastian ekonomi global dan resesi yang suah terjadi di beberapa negara. Saya yakin dengan reformasi struktural yang terus kita jalankan secara konsisten terutama nanti setelah adanya omnibus law akan menciptakan sebuah momentum baru bagi pertumbuhan kita," kata Jokowi.
Ketiga, kata Jokowi, ekonomi harus tumbuh berkualitas sehingga kebijakan fiskal 2021 bisa menstimulus perekonomian, meningkatkan daya saing nasional, sekaligus menciptakan nilai tambah dan mendorong pemerataan pembangunan. Selain itu, Jokowi juga mengharapkan daya tarik investasi terus ditingkatkan untuk membuka lapangan kerja baru.
Jokowi juga menginginkan insentif bagi tumbuhnya industri manufaktur, terutama yang berkaitan dengan penyerapan banyak tenaga kerja. Presiden berlatar belakang pengusaha itu juga berupaya mendorong hilirisasi industri terutama di Indonesia timur.
“Penguatan usaha mikro, kecil, menengah, harus terus dilakukan sehingga bisa naik kelas dan masuk supply chain nasional dan global. Saya minta diberi perhatian khusus pada program KUR, Mekaar (program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera, red) KUMI (Kredit Ultra Mikro, red) dan Bank Wakaf Mikro," kata dia.
Keempat, Jokowi menginginkan defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan pada 2021 harus makin turun. Menurut dia, perlu prioritas pengembangan industri substitusi impor yang dilanjutkan bioenergi ke B40 dan B50, serta peningkatan lifting minyak nasional.
Presiden Jokowi menyampaikan arahannya pada rapat terbatas Kabinet Indonesia Maju yang membahas kerangka ekonomi makro dan kebijakan fiskal 2021.
- Pemberedelan Lukisan Yos Suprapto, Bonnie PDIP Singgung Prabowo, Tidak Mungkin
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial