Lima DAS di Sumbar Kritis

Akibat Alih Fungsi Hutan

Lima DAS di Sumbar Kritis
Lima DAS di Sumbar Kritis
Sesuai PP Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan DAS, DAS kritis itu ada dua, yakni DAS yang fungsinya perlu diperbaiki dan DAS yang fungsinya perlu dipertahankan.

Untuk DAS Tarusan perlu dilakukan perbaikan karena sudah kritis sekali. Saat kemarau menyusut dan saat hujan meluap. Penyebab DAS kritis ini ada beberapa hal, di antaranya terjadi pengalihan fungsi lahan dari hutan menjadi perkebunan, dari areal hutan menjadi perumahan. Pengalihan fungsi hutan tersebut membuat daerah resepan air menjadi berkurang. Dampaknya, banjir dan longsor kerap terjadi.

"œMakanya, diperlukan upaya terpadu sehingga dampaknya dapat diminimalisir. Masyarakat perlu diberikan edukasi agar tidak membuka ladang di areal hutan atau perumahan terutama di daerah-daerah konservasi. Masyarakat perlu diajak untuk berpartisipasi menjaga DAS," ucapnya.

Katanya, pemerintah harus mampu meyakinkan masyarakat secara perlahan-lahan untuk mengalihkan lahan perkebunannya menjadi areal hutan kembali. Pengalihfungsian tersebut tidak hanya terjadi di DAS, tapi juga di areal persawahan. Banyak sawah telah dijadikan perumahan. 

Untuk kerusakan DAS di Pasaman, umumnya disebabkan pembukaan lahan perkebunan. "œDinas Kehutanan dan Bappeda harus selektif mengeluarkan izin. Jangan dibiarkan warga membangun rumah atau usaha perkebunan di sepanjang DAS," ujarnya.

PADANG - Lima daerah aliran sungai (DAS) di Sumatera Barat dalam kondisi kritis. Lima DAS itu, Antokan, Tarusan, Gasangadang, Harau dan Pasaman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News