Lima Gender dalam Masyarakat Bugis Dibahas di Melbourne

"Padahal ada juga perempuan yang bersifat maskulin dan mengambil keputusan layaknya pria, dan sebaliknya."
Pemutaran dan pembahasan film ini dianggap relevan dengan situasi di Australia, yang seperti kebanyakan kehidupan bermasyarakat modern yang masih melihat pembagian gender hanya kepada dua kelamin saja.
Terlebih di Australia, belakangan sedang ramai dengan kesetaraan gender, yang tidak hanya bagi pria dan perempuan, melainkan juga bagi kalangan LGBTI.
Baca juga
- Kisah Pencinta Sesama Jenis di Kalangan Multibudaya Australia
- Wakil PM Australia Kesal Terhadap Pendukung Pernikahan Gay
- Survei Legalitas Pernikahan Bisa Dilakukan di Australia
Benjamin Hegarty, yang akrab dipanggil Ben adalah dosen Gender Studies di University of Melbourne dan Australian National University (ANU). Kini ia pun sedang menyelesaikan program doktoralnya yang meneliti pembahasan transgender di Indonesia.
"Film ini mengingatkan saya soal nilai-nilai dalam menjelaskan gender dalam pandangan budaya lain," ujar Benjamin yang juga diundang menjadi pembicara dalam pemutaran film.
Menurutnya, film ini menjadi penting diputar di Australia karena warga bisa memahami peranan gender dan bagaimana peranan tersebut dapat berubah.
"Ini adalah soal pengertian gender dalam prakltiknya, yang tentu berbeda dengan apa yang sudah kita ketahui."
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia