Lima Gender dalam Masyarakat Bugis Dibahas di Melbourne

"Lewat film ini, kita bisa tahu siapa pria dan siapa perempuan yang berbeda dalam konteks budaya."
Karenanya, menurut Ben, penting bagi masyarakat untuk memakai istilah gender yang digunakan dan lebih baik mengaitkannya dalam arti praktiknya.
Sementara itu, pembicara lainnya adalah Syahrir Wahab, keturunan Bugis yang mengaku pernah memiliki beberapa teman yang akhirnya menjadi Calalai atau Calabai.
"Masyarakat saat itu bisa menerima para Calalai, Calabai, dan Bissu. Saya rasa perdebatan itu baru terasa di jaman sekarang, mereka juga minta untuk dihargai, diapresiasi, karena masyarakat dulu lebih menerima," ujar Syahrir, yang juga suami dari Dewi Wahab, Konjen RI di Melbourne.
Ia menjelaskan jika para Bissu kini semakin sedikit jumlahnya, dan hanya melakukan ritual atau upacara adat tertentu.
Acara pemutaran dan pembahasan film Calalai - In Betweens ini digelar oleh Forum Masyrakat Indonesia di Australia (FMIA).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia