Lima Jam di Kapal Induk Tenaga Nuklir USS George Washington
Tanpa X-Ray dan Penggeledahan Tas Jinjing
Jumat, 21 Agustus 2009 – 12:54 WIB

Lima Jam di Kapal Induk Tenaga Nuklir USS George Washington
Karena itu, ketika GW -nama panggilan kapal itu- ikut meramaikan even Sail Bunaken, saya ingin sekali melihatnya. Sampai saat saya menerima undangan langsung lewat telepon dari Komandan Lantamal VII Laksamana Pertama Willem Rampangilei, Selasa (18/8) pagi itu, saya tak menyangka bisa naik dan melihat GW secara langsung.
Sekitar pukul 07.30 Wita kami yang diundang khusus ke USS George Washington sudah berkumpul di Bandara Sam Ratulangi Manado. Lalu, pukul 08.10 Chad Write dan Nick Camarillo, kru pesawat Angkatan Laut AS masuk ke VIP Room Pemda Sulut. Setelah saling kenal dan berfoto bersama, 15 menit kemudian keduanya memberi petunjuk penggunaan alat-alat penerbangan. Satu per satu undangan memakainya.
Standar pengamanan naik pesawat militer sangat ketat. Sejak di ruang VIP bandara, semua peserta memakai pengaman kepala dan telinga. Bentuknya mirip helm para astronot. Bagian belakang terbuat dari fiber karbon, mirip bahan helm standar sepeda motor. Bagian luar ditulis VIP, bagian dalam dilapisi busa kenyal yang nyaman di kepala. Bagian atas terbuat dari bahan yang sama. Bagian belakang dan atas dihubungkan oleh bahan kain yang kuat dan kenyal.
Tak cukup itu. Kacamata pengamanan dilekatkan di helm bagian depan, sementara penutup telinga menyambung dari kedua ikatan bagian depan dan atas helm standar di pesawat-pesawat tempur AS itu.
Untuk kali pertama kapal induk bertenaga nuklir Amerika, USS George Washington, menyapa publik Indonesia lewat even Sail Bunaken di Teluk Manado,
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu