Lima Penyebab Kekalahan Ahok-Djarot
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mencatat ada setidaknya lima penyebab kekalahan pasangan Ahok-Djarot di Pilkada DKI putaran kedua. Kekalahan ini masih berdasar hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei.
”Pertama kesamaan profil pemilih,” ucap Adjie. Banyak pendukung dan partai pengusung Agus – Sylvi yang menurutnya mengalihkan pilihan ke Anies – Sandi.
Kedua, kebijakan yang tidak pro rakyat. Dia mencontohkan penggusuran dan proyek reklamasi Teluk Jakarta yang sarat masalah.
Ketiga, ada sentiment anti-Ahok. ”Karena isu agama dan primordial. Ahok dianggap tak pas karena bukan pemeluk agama mayoritas warga DKI,” katanya.
Penyebab keempat adalah sikap kasar dan arogan yang melekat di diri Ahok. Karena terkenal kasar dan arogan, Ahok dianggap bukan tipe pemimpin yang dibutuhkan ibu kota.
Kelima, alternatif pilihan yang mendapat tempat di hati mayoritas warga karena berbagai sebab.
Bukan hanya Anies – Sandi, Agus – Sylvi juga dianggap alternatif yang menarik perhatian banyak warga DKI. Suara pemilih calon alternatif ini yang akhirnya menyatu di putaran kedua. (lin/gin/rya/ydh)
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mencatat ada setidaknya lima penyebab kekalahan pasangan Ahok-Djarot di Pilkada DKI putaran kedua. Kekalahan
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Unggul Versi Quick Count, Paslon 03 Cetak Sejarah di Pilkada Tambrauw
- Siap Menangkan RIDO jika Pilkada Jakarta 2 Putaran, PP DKI Ajak Anak Muda Gunakan Hak Suara
- Unggul di Quick Count, Ela Nuryamah Berterima Kasih Kepada Warga Lampung Timur
- 42 Persen Pemilih Golput di Pilgub Jakarta 2024, Terbanyak Memilih saat Anies vs Ahok
- ASR-Hugua Unggul di Pilgub Sultra versi Quick Count Charta Politika
- Data 100 Persen, Ini Hasil Hitung Cepat Indikator untuk 6 Provinsi di Luar Jawa