Lima Puluhan Pengungsi Pulau Manus Memulai Hidup Baru di AS
Ia melihat ke lantai dan mengambil kantong plastik berperekat. Di dalamnya ada dua kartu identitas saat ia masih di rumah tahanan dan sepotong kain merah seukuran telapak tangan.
"Dari kampung halaman, saya hanya punya ini," akunya.
"Ini bukan apa-apa, hanya sepotong kain tapi karena ibu saya yang memberikannya, saya menyimpannya sampai sekarang."
Itulah satu-satunya yang ia bawa dari rumahnya di Afghanistan, negara asal yang telah ditinggalkannya lebih dari empat tahun lalu.
Disambut di AS
Apartemen di pinggiran kota Louisville yang Abdul tempati bersama dengan sesama mantan tahanan Manus, Jawad Hussain, sederhana dan perlu banyak perbaikan.
Di satu meja kopi ada kartu bertuliskan "Selamat datang di Amerika Serikat", dengan glitter berbentuk bintang berwarna merah putih dan biru yang terpasang di halaman depan.
Jawad mengatakan bahwa kartu itu berasal dari anak-anak sekolah setempat -kartu itu datang dalam paket yang mereka dapatkan dari badan amal pemukiman kembali yang membantu mereka untuk menetap.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata