Lima Puluhan Pengungsi Pulau Manus Memulai Hidup Baru di AS
Ia melihat ke lantai dan mengambil kantong plastik berperekat. Di dalamnya ada dua kartu identitas saat ia masih di rumah tahanan dan sepotong kain merah seukuran telapak tangan.
"Dari kampung halaman, saya hanya punya ini," akunya.
"Ini bukan apa-apa, hanya sepotong kain tapi karena ibu saya yang memberikannya, saya menyimpannya sampai sekarang."
Itulah satu-satunya yang ia bawa dari rumahnya di Afghanistan, negara asal yang telah ditinggalkannya lebih dari empat tahun lalu.
Disambut di AS
Apartemen di pinggiran kota Louisville yang Abdul tempati bersama dengan sesama mantan tahanan Manus, Jawad Hussain, sederhana dan perlu banyak perbaikan.
Di satu meja kopi ada kartu bertuliskan "Selamat datang di Amerika Serikat", dengan glitter berbentuk bintang berwarna merah putih dan biru yang terpasang di halaman depan.
Jawad mengatakan bahwa kartu itu berasal dari anak-anak sekolah setempat -kartu itu datang dalam paket yang mereka dapatkan dari badan amal pemukiman kembali yang membantu mereka untuk menetap.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat