Lima Puluhan Pengungsi Pulau Manus Memulai Hidup Baru di AS

Jawad adalah seorang Muslim Syiah, sebuah kelompok yang dianiaya di daerah barat laut Pakistan tempat yang membuatnya melarikan diri pada tahun 2013. Abdul adalah warga etnis Hazara, sebuah kelompok etnis di Afghanistan yang sering dijadikan sasaran oleh Taliban.
Mereka berdua bertekad menjadi pengungsi pada tahun 2014, tiga tahun sebelum mereka meninggalkan Pulau Manus.
Mereka berdua terlihat kelelahan.
Untuk sampai ke Louisville, mereka harus terbang dari Papua Nugini, melewati Manilla, Los Angeles, dan Chicago.
"Kami tak memiliki saudara atau teman, jadi sulit untuk memasuki tahap pertama bermukim di negara yang berbeda -dan AS tentu saja berbeda -tapi kami bahagia, kami senang berada di sini," tutur Jawad.
Abdul mengatakan bahwa ia baru mengetahui beberapa hari sebelum berangkat ke Pulau Manus bahwa ia telah diterima di AS.
"Pada waktu itu, saya merasa sangat gembira dan terkesan," ujarnya.
"Sampai saya masuk pesawat terbang, saya tak percaya ini terjadi."
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya