Lima Ribu Siswa Dijadwalkan Mengikuti Ujian Ulang
Siasati Aturan POS, Ganti Istilah Unas
Jumat, 05 Juni 2009 – 10:11 WIB
Menurut Mungin, percetakan telah melakukan kesalahan teknis dengan mencampur soal ujian A dan B dalam satu paket. Padahal, paket soal A dan B memiliki kunci jawaban berbeda. Alhasil, karena tercampur, saat dipindai jawaban siswa tidak sesuai kunci jawaban. "Akibatnya, banyak yang salah," ujarnya. Sebagaimana diketahui, dalam penyelenggaraan unas, satu ruang kelas diisi 20 siswa.
Baca Juga:
Ada dua jenis soal ujian, paket soal A dan B. Sistem ujian juga dilakukan dengan silang soal A dan B. "Nah, karena soal tertukar, jadi kacau. Jawaban siswa tidak sesuai kunci jawaban," terangnya. Dalam kasus itu, kata Mungin, percetakan dianggap menyalahi POS. Dengan demikian, Kabupaten Mamuju diharapkan lebih berhati-hati saat menggelar tender pencetakan naskah unas. "Kasus ini sebaiknya menjadi perhatian gubernur setempat," ungkapnya.
Sementara itu, 18 sekolah lain harus mengulang ujian karena berbagai pelanggaran dan kecurangan yang terjadi. Kendati demikian, kata Mungin, tidak semua sekolah mengulang semua mata pelajaran. "Kebanyakan mengulang mata pelajaran tertentu," katanya.
Selain SMA, ada 19 SMP yang harus mengulang ujian. Hal itu disebabkan terjadi kebocoran salinan soal unas. Menurut Mungin, ada sekitar 5.000 siswa yang akan mengikuti ujian ulang. Rinciannya, sekitar 4.000 siswa SMA dan 1.000 siswa SMP. Jumlah itu, lanjutnya, relatif kecil dibanding total peserta unas.
JAKARTA - Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) kemarin merilis hasil verifikasi ujian nasional (unas) yang mengejutkan. Sebanyak 5.000 siswa
BERITA TERKAIT
- Kementrans dan LDPP Siapkan Beasiswa Patriot Bagi Anak-anak Muda yang Ingin Kuliah
- Wahai Para Guru PPPK, SK Menteri Segera Terbit, Siap-siap ya
- Syarat Kenaikan Gaji Guru ASN & Honorer, Simak Pernyataan Presiden Prabowo Ini
- Dorong Pengembangan Talenta Digital, Indosat Gelar Seminar di Unsri
- MWA Tetapkan Prof Tatacipta Dirgantara sebagai Rektor ITB Terpilih
- Pupuk Kaltim Dorong Generasi Muda Berikan Solusi Inovatif untuk Ketahanan Pangan