Lima Warga Serahkan Uang Serangan Fajar ke Bawaslu
jpnn.com, MALANG - Lima orang warga mendatangi Bawaslu Kota Malang untuk mengembalikan uang ”serangan fajar” yang diterimanya sebelum hari pencoblosan Pemilu 2019.
Kali pertama terjadi pada Senin lalu (6/5), ada tiga warga Kecamatan Lowokwaru yang mendatangi Bawaslu. Lalu yang kedua, pada Selasa (7/5), ada dua orang warga Blimbing dan Klojen yang mengembalikan uang ”serangan fajar”. Nominalnya, ada yang Rp 50 ribu, ada yang Rp 100 ribu.
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu Kota Malang Hamdan Akbar Safara menyatakan, modus money politics dari lima laporan yang diterima itu sama.
BACA JUGA: Fahira: Ungkap Penyebab Petugas Pemilu Meninggal Dunia
Yakni warga atau pemilih mendapatkan uang dari seorang pria yang berkeliling naik sepeda motor. ”Mereka tidak kenal siapa pria itu,” kata Hamdan.
Sayangnya, dari lima laporan dugaan money politics itu, Bawaslu Kota Malang tidak bisa memprosesnya lebih lanjut. Sebab, kelima orang itu datang untuk mengembalikan uang saja. Tapi tidak membuat laporan resmi.
Kemudian, jarak antara kejadian dengan penyerahan barang bukti terlalu jauh. ”Sesuai aturan, batas waktunya adalah tujuh hari setelah praktik money politics,” kata dia.
BACA JUGA: Guru Honorer K2 Sudah Sekarat, Mengapa Impor Guru Lagi?
Tahap coblosan pemilu 2019 sudah hampir sebulan berlalu, TETAPI laporan dugaan money politics masih saja ada.
- Bawaslu Siapkan 7.382 Pengawas TPS Untuk Pencoblosan di Kalsel
- Pengawas TPS Diingatkan Jaga 3 Hal Penting
- Bawaslu Terima Ratusan Aduan dan Temuan Dugaan Kades Tak Netral di Pilkada 2024
- PDIP Merespons Dugaan Pengerahan Kades untuk Memenangkan Paslon di Pilgub Jateng
- Bawaslu Gerebek Pertemuan Rahasia Kades se-Jateng di Hotel Semarang
- Ribuan Pengawas TPS Sudah Mulai Bekerja Awal November