Limbah Medis Dikirim ke Karawang

Limbah Medis Dikirim ke Karawang
Limbah Medis Dikirim ke Karawang
Namun, data yang diperoleh, limbah medis per kilonya dihargai Rp11 ribu. Per minggu bisa mencapai kurang lebih delapan ton. Sedangkan jumlah puskesmas yang ada sebanyak 24 dan pustu 26.  “Pengeluarannya lebih murah dibanding harus membeli mesin Incinerator yang harganya ratusan juta rupiah,” ujar Edi.

Untuk pengangkutan limbahnya, lanjut Edi, diangkut seminggu sekali. Selama menunggu waktu pengangkutan, limbah di simpan dengan aman dalam safety box. Setelah terkumpul, limbah tersebut di bawa ke tempat pembakaran di Kerawang, tepatnya di Jl Interchange Dawuan Tengah Cikampek, Kerawang. Di sana, dibakar dengan menggunakan alat yang kedap asap, sehingga aman dan tidak mengancam udara. “Jadi tidak akan ada pembakaran limbah medis di puskesmas, semua sudah dikomunikasikan dan kami terus kontrol,” tegas Edi.

Di lain tempat, Kabid Pengelolaan Lingkungan pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Sahlan Rasyidi berpendapat,  limbah medis termasuk dalam limbah infeksius yang sangat berisiko. Seperti perban, infus, kateter dan potongan-potongan sisa operasi. “Kesemuanya mengandung virus yang tidak terlihat  dan sangat membahayakan bila terjadi kontak langsung dengan manusia,” ujarnya.

Dia menambahkan, limbah infeksius sudah seharusnya dimusnahkan tanpa menunggu lama untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. ”Jika didiamkan terlalu lama akan membahayakan para pengunjung puskesmas. Jadi harus disimpan dengan baik agar tidak mengancam,” ujar dia.

BOGOR-Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pusat Kesehatan Pembantu (Pustu) di Kota Bogor tak memiliki Incinerator untuk mengamankan limbah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News