Lingkungan yang Tercemar Bunuh 1,7 Juta Anak Tiap Tahunnya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam laporan terbarunya, lebih dari seperempat kematian global pada anak di bawah usia lima tahun ternyata disebabkan oleh lingkungan yang tak sehat.
"Lingkungan yang tercemar adalah salah satu faktor yang mematikan - terutama untuk anak-anak," kata Dr Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO.
Penyebab paling umum dari kematian anak termasuk diare, malaria dan radang paru-paru, yang semuanya bisa dicegah.
Dalam laporan berjudul ‘Inheriting a sustainable world: Atlas on children’s health and the environment’ (Mewarisi dunia yang berkelanjutan: Peta kesehatan anak dan lingkungan di sekitarnya), WHO mengatakan, paparan yang berbahaya bisa dimulai dari dalam rahim, dan kemudian berlanjut jika bayi dan balita terkena polusi udara dalam dan luar ruangan dan menghirup asap rokok.
Skip Twitter TweetFireFox NVDA users - To access the following content, press 'M' to enter the iFrame.
TWITTER: Data Kematian AnakEach year 1.7 million deaths of children under 5 years old are linked to the environment https://t.co/K7JUBTTz5j #EnvironmentalHealth pic.twitter.com/xKaoIE8eF6
— WHO (@WHO) March 6, 2017
Kondisi ini meningkatkan risiko pneumonia di masa kecil serta risiko penyakit pernapasan kronis -seperti asma -seumur hidup.
Laporan itu juga menyebutkan, polusi udara juga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke dan kanker seumur hidup.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam laporan terbarunya, lebih dari seperempat kematian global pada anak di bawah usia lima tahun ternyata
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati