Lip Service
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Sebenarnya tidak ada yang baru dalam hal ini. Kritik paling keras terhadap Jokowi sudah pernah dilakukan oleh Ben Bland dalam buku "Jokowi, Man of Contradictions: Joko Widodo and The Struggle to Remake Indonesia" (2018).
Bland menulis bahwa Jokowi adalah seorang demokrat yang terjebak dalam otoritarianisme. Orientasi ekonominya liberal tapi praktiknya adalah proteksionisme.
Dia mencitrakan diri sebagai rakyat, tetapi dikelilingi elite. Jokowi terlihat menjunjung keberagaman, tetapi dia berlindung di balik kelompok konservatif.
Sederet ketidaksesuaian antara apa yang dikatakan dan apa yang menjadi kenyataan itu sudah cukup bagi Bland untuk menjuduli bukunya "Jokowi: The King of Lip Service".
Namun, Bland bukan mahasiswa UI, karena itu ia punya ide lain untuk judul bukunya.
Buku ini ditulis setelah perjumpaan panjang Bland dengan Jokowi sejak 2012. Pertama kali menginjakkan kaki di DKI Jakarta, Bland menyaksikan hiruk pikuk ibu kota menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Pengalamannya sebagai jurnalis menjadikan Bland saksi karier politik Jokowi, dari Balai Kota menuju Istana.
Jokowi, kuda hitam asal Solo itu satu per satu menaklukkan elite politik papan atas, mulai dari Fauzi Bowo hingga Prabowo Subianto.
Dia bertindak tanpa visi yang jelas. Keras kepala, tetapi enggan mendengar analisis. Namun, tetap dicintai rakyat.
- Sowan ke Kediaman Jokowi, Sukarelawan Alap-Alap Dapat Arahan soal Ekonomi Komunal
- Bukan Menyalahkan Prabowo soal PPN 12 Persen, Deddy Singgung Rezim Jokowi
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Pemberedelan Lukisan Yos Suprapto, Bonnie PDIP Singgung Prabowo, Tidak Mungkin
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi