Lippo Makin Serius di Bioskop, Sebegini Untungnya...
jpnn.com - JAKARTA – Bisnis bioskop Grup Lippo terus berkembang. Tahun lalu, bisnis baru itu memberikan kontribusi Rp 176,941 miliar terhadap pendapatan induk usahanya, PT First Media Tbk (KLBV).
Presiden Direktur KBLV Irwan Djaja menyatakan, perseroannya tahun ini mengalokasikan biaya belanja modal (capital expenditure) Rp 900 miliar untuk ekspansi Cinemaxx, bisnis bioskop yang dijalankan PT Cinemaxx Global Pasifik. Bisnis bioskop itu diyakini masih berpotensi besar karena pemainnya sangat terbatas.
Bisnis bioskop juga baru berkembang di level kota besar saja. “Potensi pasarnya masih bisa empat ribu sampai lima ribu layar,” kata dia.
Saat ini, baru terdapat 1.100 layar bioskop dan didominasi satu pemain dengan kepemilikan 700 layar. Sisanya dimiliki beberapa pelaku industri lainnya.
Pada 2014, Lippo masuk dengan membangun 26 layar di lima lokasi. ”Tahun lalu, bioskop bertambah menjadi 73 layar di 14 lokasi yang tersebar di 10 kota,” terangnya.
Tahun ini, Cinemaxx dikembangkan menjadi 190 layar di 35 lokasi yang tersebar di 26 kota. Nilai investasinya beragam, mulai Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar per layar. Perkiraan investasi mencapai Rp 351 miliar.
Dari total pendapatan KBLV Rp 1,062 triliun tahun lalu, bisnis bioskop menempati posisi kedua setelah bisnis internet yang menyumbang pendapatan Rp 617,453 miliar.
Jumlah penonton bioskop juga semakin besar.
Komisaris KBLV Didik J Rachbini menyatakan, sekitar 50 juta dari total penduduk Indonesia adalah consuming class. ’’Mereka akan mengonsumsi apa saja, mulai dari inovasi makanan, internet, termasuk bioskop. Itu potensi besar,” katanya.