Lipstik Merah untuk Hari Persamaan Gaji
”Mom, tidak perlu takut memperjuangkan itu,” pesan anaknya. ”Hanya mengurangi rasa takutlah cara untuk menghilangkan perbedaan gaji ini,” katanya. Tapi, sang anak masih bisa menyelipkan humor. ”Tapi, baiknya, Mama juga mampir ke toko Walgreens, beli lipstik merah,” katanya. Walgreens adalah toko untuk kelas rata-rata.
”Pokoknya, Mama besok harus menyerukan agar perempuan tidak punya rasa takut lagi,” kata sang anak.
”Untuk tidak takut pakai lipstik merah?” sela sang ibu dengan nada getir.
Rupanya menyerukan agar perempuan Amerika tidak takut menuntut persamaan gaji tidak semudah menyerukan pemakaian lipstik merah.
LaNecca mengambil contoh ibunya sendiri. Dia pun lantas menceritakan kisah hidup sang ibu yang jadi penyangga utama keluarganya. Ibunya bekerja di perusahaan besar untuk sif ketiga, pukul 22.00 sampai 07.00. Dia berusaha cepat pulang agar bisa melihat anak-anaknya berangkat sekolah.
Sang ibu juga selalu hadir di pertemuan orang tua murid. Juga masih harus bikin roti dan kue untuk makan anak-anaknya. ”Pokoknya, lagu I am Every Woman yang dinyanyikan Whitney Houston itu pas untuk menggambarkan ibu saya,” ujar LaNecca.
Ibunya, kata dia, menerima gaji hanya 45 persen dari teman yang laki-laki di perusahaan yang sama, di posisi yang sama. Tapi, ibunya tidak pernah mengeluh. ”Saya hanya sekali mendengar ibu mengeluhkan itu saat bertemu teman-teman perempuannya di arena boling mingguan,” kata LaNeeca.
Sebagai ahli, dia menceritakan hasil studi bahwa perempuan bergaji rendah karena pendidikan. Juga karena bekerjanya kurang maksimal karena merawat rumah tangga. Atau karena perempuan itu sendiri mengambil pekerjaan yang bergaji rendah. Tapi, papar dia, hasil studi yang sama juga mengakui kalaupun semuanya setara, tetap saja gaji perempuan lebih rendah.