Listrik Apung
Oleh: Dahlan Iskan
Adaro bekerja sama dengan Jepang. Menggunakan teknologi Jepang dan kontraktor Jepang, tetapi sampai sekarang PLTU itu masih belum selesai. Disalip oleh Cilacap dan Banten itu –dua-duanya teknologi RRT dengan kontraktor RRT.
Partner PJB di proyek Danau Cirata kali ini pun serius. Dari grup yang sangat terkenal di dunia: Mubadalah Group. Induk dari Masdar Corporation.
Masdar adalah pemilik pembangkit listrik tenaga surya pertama di gurun pasir. Hanya sistemnya baru: pakai CSP –concentrated solar power. Bukan solar panel. Yakni: sinar matahari dipantulkan lewat ribuan cermin besar ke satu titik di atas tower setinggi sekitar 100 meter.
Di "titik panas" itu dipasang tangki air. Mendidih. Menghasilkan uap.
Uap itu diubah menjadi bertekanan tinggi. Agar mampu memutar turbin.
Putaran turbin itu dihubungkan dengan generator. Putaran generator menghasilkan listrik.
Teknologi CSP itu masih mahal sekali. Listrik yang dihasilkannya bisa 7 kali lebih mahal dari batu bara. Atau 3 kali lebih mahal dari solar cell yang-dilengkapi baterai.
Tentu solar cell yang di Waduk Cirata nanti bisa murah. Tidak harus dilengkapi baterai. Harganya hanya 5,8 cent dolar. Disalurkan ke PLN siang hari: ketika ada sinar matahari.